PENYAIR SEBAGAI MESIN

SKU: PEGF05952

IDR 225.000
Apa yang terjadi ketika sebuah mesi nbelajar menulis puisi seperti Chairil Anwar? Seperti apakah puisi yang tinggal di ruang laten antara Goenawan Mohamad dan Taufiq Ismail? Bagaimana jika sebuah mesin dilatih untuk menulis puisi berdasarkan semua twit warganet selama setahun tentang puisi? Apa yang terjadi ketika mesin belajar menulis ulang Risalah Sidang BPUPKI sebagai teks puisi?

Kajian ini adalah eksperimen dalam penulisan jauh, suatu praktik penulisan puisi menggunakan mesin. Penuis melatihkan sejumlah model kecerdasan artifisial (AI) pada teks-teks puisi Indonesia mulai dari Amir Hamzah hingga Heru Joni Putra. Hasilnya adalah sejarah lain puisi Indonesia: sebuah lanskap puitik dari makhluk-makhluk ajaib yang tinggal dalam ruang-ruang laten yang mengantarai teks para penyait Indonesia. Penulis juga melatihkan mesin itu pada teks-teks sastra tradisional (seperti La Galigo dan Nagarakretagama) serta teks-teks non-sastra (seperti berita otomotif, review ponsel dan KBBI) untuk menghasilkan puisi. Dari situ mengemuka suatu puitika lain dari dunia sehari-hari.

Berhadapan dengan karya sastra hasil olahan AI berarti berhadapan dengan situasi bahasa yang lain; mengalami bahasa sendii sebagai bahasa yang lain. AI memaksa kita berhadapan dengan pengalaman penciptaan dalam keadaan kapiran: tidak mengandalkan daya kreatid, keperajinan maupun kepribadian sendiri. Berlibur dari diri sendiri, dari keyakinan estetik sendiri, dari gaya pribadi, dan menjadi gelandangan dalam sejarah puisi Indonesia. Untuk menghadirkan pengalaman itulah buku ini ditulis.

You may also like

Recently viewed